1.
Pengertian
Manajemen Resiko [Risk Management]
DEFINISI
RESIKO
Sebelum
kami membahas Pengertian Manajemen Resiko pada artikel kali ini. Kami akan coba
bahas terlebih dahulu pengertian resiko itu sendiri. Istilah dari kata resiko
(risk) memiliki banyak definisi. Menurut kamus bahasa Indonesia versi online, “Resiko
adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu
perbuatan atau tindakan”. Bisa kita tarik kesimpulan bahwa, “Resiko merupakan
kemungkinan situasi / keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan
sasaran sebuah organisasi atau individu.”
Kategori
Resiko
Mengutip
dari wikipedia, resiko itu sendiri dibagi menjadi 2 kategori besar;
1.
Resiko Murni
Resiko Murni [Pure Risk] adalah “sesuatu yang hanya
dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan.” Melihat dari definisi sebagaimana dikutif dari wikipedia
tersebut, riks pure atau resiko murni ini contohnya adalah bencana alam,
kebakaran, dll.
Sebuah perusahaan yang terkena bencana alam seperti
gempa bumi misalnya, kemudian perusahaan tersebut hancur. Dari kejadian
tersebut dapat dipastikan perusahaan akan mengalami kerugian / tidak mungkin
ada keuntungan (secara materil). Resiko murni ini bisa kita tanggulangi dengan
mengikuti jasa asuransi. Dengan demikian
kemungkinan kerugian bisa diperkecil atau bisa meringankan beban akibat
kerugian itu sendiri. Itulah alasan mengapa resiko murni / risk pure ini
disebut juga insurable risk (resiko yang dapat diasuransikan.)
2.
Resiko Spekulatif
Resiko Spekulatif adalah “suatu keadaan yang
dihadapi oleh perusahaan / individu yang dapat memberikan keuntungan dan dapat
memberikan kerugian.” Jika memperhatikan pengertian resiko spekulatif yang
dikutif dari wikipedia, sudah dapat kita tebak bahwa resiko spekulatif ini
adalah resiko yang ada dalam segala hal. Misalnya dalam berbisnis, kita bisa
untung dan juga bisa rugi. Resiko ini juga disebut sebagai Business Risk /
resiko bisnis.
Sebuah contoh: kita investasi sebagian dana kita
untuk berbisnis. Dari invesatasi ini kita berpeluang meraup keuntungan atau
bahkan menelan kerugian. Jadi, secara sederhana Resiko Spekulatif merupakan resiko
yang memungkinkan kita untung dan rugi.
3.
Resiko Statis
Resiko
yang muncul dari kondisi keseimbangan tertentu, karakteristik tertentu,
karakteristik resiko ini praktis tidak berubah dari waktu ke waktu (resiko
terkena petir merupakan resiko yang muncul dari kondisi dari alam tertentu,
resiko tamu – tamu hotel turun resiko yang muncul pada bulan puasa)
4.
Resiko Dinamis
Resiko
yang muncul dari perubahan kondisi / situasi tertentu
5.
Resiko Subyektif
Resiko
yang berkaitan dengan persepsi seseorang, dengan kata lain kondisi mental
sesorang akan menentukan kesimpulan tinggi / mendekati resiko tertentu
6.
Resiko Obyektif
Resiko
yang didasarkan pada observasi parameter yang objektif
PENGERTIAN MANAJEMEN RESIKO
Manajemen
resiko adalah sebuah pendekatan metodologi yang terstruktur dalam mengelola
(manage) sesuatu yang berkaitan dengan sebuah ancaman karena ketidak pastian.
Ancaman yang dimaksud di sini adalah akibat dari aktivitas individu / manusia
termasuk: yang terdapat / berperan di dalamnya. Aktivitas ini meliputi
penilaian resiko yang mengancam, pengembangan strategi untuk menanggulangi resiko
dengan pengelolaan sumberdaya yang ada.
Sasaran & Tujuan
Manajemen Resiko
Sasaran
dan tujuan pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang
mungkin akan muncul (ancaman) dan berkaitan dengan bidang yang telah dipilih.
Terpenting adalah harus dapat diterima oleh masyarakat. Ancaman ini bisa
disebabkan oleh berbagai elemen; seperti
teknologi, human error, lingkungan, politik maupun dari oraganisasi.
Enterprise
Risk Management (ERM)
Pengertian
Enterprise Risk Management
(ERM) adalah sebuah proses, berpengaruh pada sebuah
entitas jajaran direksi, pihak manajemen dan personel lain, diaplikasikan dalam
pengesetan strategi di dalam perusahaan, di desain untuk mengidentifikasi event
yang potensial yang dapat berpengaruh pada entitas dan mengelola resiko dengan
penerimaan resiko yang diharapkan, untuk menyediakan jaminan yang berlasan
terhadap penerimaan setiap objek entitas.
Manajemen
resiko enterprise meliputi :
1. Menyeleraskan
resiko keinginan dan strategi
2. Mengubah
keputusan respon adanya resiko
3. Mengurangi
operasional dan kerugian tak terduga
4. Mengidentifikasi
dan mengelola resiko enterprise /
perusahaan
5. Meraih
peluang
6. Memperbaiki
penyebaran kapital (deployment of
capital)
Tipe
– tipe fungsi resiko
Fungsi
primer resiko pada sebuah perusahaan besar yang mungkin berpartisipasi dengan
program ERM adalah sebagai berikut :
1. Pemasaran.
Memahami target customer untuk memastikan produk atau jasa sesuai dengan yang
dibutuhkan
2. Pemenuhan
finansial. Mengidentifikasi keuangan untuk laporan resiko keuangan
3. Hukum.
Mengelola dan menganalisa trend penting yang legal dan dapat berpengaruh pada
organisasi
4. Manajemen
operasional. Memastikan bisnis tetap berjalan
2.
Identifikasi
Resiko dan pengukuran resiko
Identifikasi
Resiko
Identifikasi
resiko dalah usaha sistematis untuk menentukan
ancaman
terhadap rencana proyek.
Tujuan
identifikasi resiko :
untuk
menghindari resiko bilamana mungkin, serta menghindarinya
setiap
saat diperlukan.
Tipe
resiko :
1. Resiko
generik merupakan ancaman potensial pd setiap proyek PL.
2. Resiko
produk spesifik hanya dapat diidentifikasi dgn pemahaman khusus mengenai teknologi,
manusia, serta lingkungan yg spesifik terhadap proyek yg ada.
Proses
identifikasi resiko adalah
Pengukuran
Resiko
pengukuran resiko dengan cara melihat potensial
terjadinya seberapa besar severity (kerusakan) dan probabilitas terjadinya
risiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah
subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa risiko memang mudah
untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas suatu
kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangtalah penting
untuk menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan
dengan baik dalam implementasi perencanaan manajemen risiko. Kesulitan dalam
pengukuran risiko adalah menentukan kemungkinan terjadi suatu risiko karena
informasi statistik tidak selalu tersedia untuk beberapa risiko tertentu.
Selain itu, mengevaluasi dampak severity (kerusakan) seringkali cukup sulit
untuk asset immateriil. Dampak adalah efek biaya, waktu dan kualitas yang
dihasilkan suatu resiko.
Dampak
|
Biaya
|
Waktu
|
Kualitas
|
Sangat rendah
|
Dana mencukupi
|
Agak menyimpang dari
target
|
Kualitas agak berkurang namun masih dapat digunakan
|
Rendah
|
Membutuhkan dana tambahan
|
Agak menyimpang dari
target
|
Gagal untuk memenuhi janji pada stakeholder
|
Sedang
|
Membutuhkan dana tambahan
|
Penundaan berdampak
terhadap stakeholder
|
Beberapa fungsi tidak dapat dimanfaatkan
|
Tinggi
|
Membutuhkan dana tambahan
yang signifikan
|
Gagal memenuhi deadline
|
Gagal untuk memenuhi kebutuhan banyak stakeholder
|
Sangat tinggi
|
Membutuhkan dana tambahan
yang substansial
|
Penundaan merusak proyek
|
Proyek tidak efektif dan tidak berguna
|
3. Penyebab
Resiko
Penyebab
munculnya berbagai resiko dalam perusahaan antara lain :
a. Pimpinan
kurang memahami dengan jelas syarat – syarat teknis dan manajemen apa yang
harus dipenuhi
b. Perencanaan
kurang baik, perencanaan hendaknya didasarkan pada realisasi pencapaian yang lalu
dengan menggunakan beberapa parameter sebagai ukuran untuk rencana ke depan
c. Salah
satu bentuk dalam menentukan saran dan prasarana
d. Kebutuhan
biaya lebih tinggi dari yang dianggarkan
e. Pasar
yang telah berubah dan tidak dipantau
f. Pertumbuhan
otomatis yang tidak pernah diatur
g. Adanya
kenyataan bahwa bahan baku dan energi terbatas
h. Timbulnya
perubahan kondisi ekonomi, bencana alam di lokasi usaha
4. Pengukuran
potensi resiko operasional
Mengukur/
mengevaluasi resiko, pengukuran, resiko secara tepat waktu dan akurat merupakan
cermin dari efektifitas sistem manajemen resiko. Oleh sebab itu diperlukan alat
yang memadai guna menilai resiko sesuai dengan komplesitas resiko yang
dihadapi.
5. Pengendalian
resiko
Manajemen
harus menetapkan dan mentransformasikan limit – limit resiko melalui suatu
kebijaksanaan standar dan prosedur tertulis yang menegaskan tanggung jawab dan
kewenangan, kontrol limit ini harud valid dan merupakan alat bagi manajemen
untuk mengendalikan resiko
6. Pengendalian
resiko
Setelah
melakukan mngelolaan resiko secara bertahap, kemudian manajemen memperlakukan
resiko dengan cara:
a. Dihindari.
Apabila resiko tersebut memang benar – benar tidak dapat dikuasai atau masih
dalam pertimbangan waktu umtuk diambil
b. Diterima
dan dipertahankan. Apabila resiko tersebut masih pada tingkat yang paling
ekonomi
c. Dinaikkan,
diturunkan atau dihilangkan. Apabila resiko yang ada dapat dikendalikan dengan
tata kelola yang baik
d. Dikurangi.
Misalkan dengan mendiversifikasi resiko yang ada atau membagi resiko dengan
pihak lain
e. Dipagari.
Misalkan resiko dapat dinetralisir sampai batas tertentu dengan berbagai
kebutuhan
No comments:
Post a Comment