Saturday, May 5, 2012

Manajemen Resiko

     1.      Pengertian Manajemen Resiko [Risk Management]
DEFINISI RESIKO
Sebelum kami membahas Pengertian Manajemen Resiko pada artikel kali ini. Kami akan coba bahas terlebih dahulu pengertian resiko itu sendiri. Istilah dari kata resiko (risk) memiliki banyak definisi. Menurut kamus bahasa Indonesia versi online, “Resiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan”. Bisa kita tarik kesimpulan bahwa, “Resiko merupakan kemungkinan situasi / keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran sebuah organisasi atau individu.”
Kategori Resiko
Mengutip dari wikipedia, resiko itu sendiri dibagi menjadi 2 kategori besar;
1.                  Resiko Murni
Resiko Murni [Pure Risk] adalah “sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.” Melihat dari definisi sebagaimana dikutif dari wikipedia tersebut, riks pure atau resiko murni ini contohnya adalah bencana alam, kebakaran, dll.
Sebuah perusahaan yang terkena bencana alam seperti gempa bumi misalnya, kemudian perusahaan tersebut hancur. Dari kejadian tersebut dapat dipastikan perusahaan akan mengalami kerugian / tidak mungkin ada keuntungan (secara materil). Resiko murni ini bisa kita tanggulangi dengan mengikuti jasa asuransi. Dengan demikian  kemungkinan kerugian bisa diperkecil atau bisa meringankan beban akibat kerugian itu sendiri. Itulah alasan mengapa resiko murni / risk pure ini disebut juga insurable risk (resiko yang dapat diasuransikan.)
2.                  Resiko Spekulatif
Resiko Spekulatif adalah “suatu keadaan yang dihadapi oleh perusahaan / individu yang dapat memberikan keuntungan dan dapat memberikan kerugian.” Jika memperhatikan pengertian resiko spekulatif yang dikutif dari wikipedia, sudah dapat kita tebak bahwa resiko spekulatif ini adalah resiko yang ada dalam segala hal. Misalnya dalam berbisnis, kita bisa untung dan juga bisa rugi. Resiko ini juga disebut sebagai Business Risk / resiko bisnis.
Sebuah contoh: kita investasi sebagian dana kita untuk berbisnis. Dari invesatasi ini kita berpeluang meraup keuntungan atau bahkan menelan kerugian. Jadi, secara sederhana Resiko Spekulatif merupakan resiko yang memungkinkan kita untung dan rugi.
3.                  Resiko Statis
Resiko yang muncul dari kondisi keseimbangan tertentu, karakteristik tertentu, karakteristik resiko ini praktis tidak berubah dari waktu ke waktu (resiko terkena petir merupakan resiko yang muncul dari kondisi dari alam tertentu, resiko tamu – tamu hotel turun resiko yang muncul pada bulan puasa)
4.                  Resiko Dinamis
Resiko yang muncul dari perubahan kondisi / situasi tertentu
5.                  Resiko Subyektif
Resiko yang berkaitan dengan persepsi seseorang, dengan kata lain kondisi mental sesorang akan menentukan kesimpulan tinggi / mendekati resiko tertentu
6.                  Resiko Obyektif
Resiko yang didasarkan pada observasi parameter yang objektif
PENGERTIAN MANAJEMEN RESIKO
Manajemen resiko adalah sebuah pendekatan metodologi yang terstruktur dalam mengelola (manage) sesuatu yang berkaitan dengan sebuah ancaman karena ketidak pastian. Ancaman yang dimaksud di sini adalah akibat dari aktivitas individu / manusia termasuk: yang terdapat / berperan di dalamnya. Aktivitas ini meliputi penilaian resiko yang mengancam, pengembangan strategi untuk menanggulangi resiko dengan pengelolaan sumberdaya yang ada.
Sasaran & Tujuan Manajemen Resiko
Sasaran dan tujuan pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang mungkin akan muncul (ancaman) dan berkaitan dengan bidang yang telah dipilih. Terpenting adalah harus dapat diterima oleh masyarakat. Ancaman ini bisa disebabkan oleh  berbagai elemen; seperti teknologi, human error, lingkungan, politik maupun dari oraganisasi.

Enterprise Risk Management (ERM)
Pengertian
Enterprise Risk Management (ERM) adalah sebuah proses, berpengaruh pada sebuah entitas jajaran direksi, pihak manajemen dan personel lain, diaplikasikan dalam pengesetan strategi di dalam perusahaan, di desain untuk mengidentifikasi event yang potensial yang dapat berpengaruh pada entitas dan mengelola resiko dengan penerimaan resiko yang diharapkan, untuk menyediakan jaminan yang berlasan terhadap penerimaan setiap objek entitas.
Manajemen resiko enterprise meliputi :
1.      Menyeleraskan resiko keinginan dan strategi
2.      Mengubah keputusan respon adanya resiko
3.      Mengurangi operasional dan kerugian tak terduga
4.      Mengidentifikasi dan mengelola resiko enterprise / perusahaan
5.      Meraih peluang
6.      Memperbaiki penyebaran kapital (deployment of capital)

Tipe – tipe fungsi resiko
Fungsi primer resiko pada sebuah perusahaan besar yang mungkin berpartisipasi dengan program ERM adalah sebagai berikut :
1.      Pemasaran. Memahami target customer untuk memastikan produk atau jasa sesuai dengan yang dibutuhkan
2.      Pemenuhan finansial. Mengidentifikasi keuangan untuk laporan resiko keuangan
3.      Hukum. Mengelola dan menganalisa trend penting yang legal dan dapat berpengaruh pada organisasi
4.      Manajemen operasional. Memastikan bisnis tetap berjalan

      2.      Identifikasi Resiko dan pengukuran resiko
Identifikasi Resiko
Identifikasi resiko dalah usaha sistematis untuk menentukan
ancaman terhadap rencana proyek.
Tujuan identifikasi resiko :
untuk menghindari resiko bilamana mungkin, serta menghindarinya
setiap saat diperlukan.
Tipe resiko :
1.      Resiko generik merupakan ancaman potensial pd setiap proyek PL.
2.  Resiko produk spesifik hanya dapat diidentifikasi dgn pemahaman khusus mengenai teknologi, manusia, serta lingkungan yg spesifik terhadap proyek yg ada.

Proses identifikasi resiko adalah

Pengukuran Resiko
pengukuran resiko dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besar severity (kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa risiko memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangtalah penting untuk menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam implementasi perencanaan manajemen risiko. Kesulitan dalam pengukuran risiko adalah menentukan kemungkinan terjadi suatu risiko karena informasi statistik tidak selalu tersedia untuk beberapa risiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak severity (kerusakan) seringkali cukup sulit untuk asset immateriil. Dampak adalah efek biaya, waktu dan kualitas yang dihasilkan suatu resiko.





Dampak
Biaya
Waktu
Kualitas
Sangat rendah
Dana mencukupi
Agak menyimpang dari target
Kualitas agak berkurang namun masih dapat digunakan
Rendah
Membutuhkan dana tambahan
Agak menyimpang dari target
Gagal untuk memenuhi janji pada stakeholder
Sedang
Membutuhkan dana tambahan
Penundaan berdampak terhadap stakeholder
Beberapa fungsi tidak dapat dimanfaatkan
Tinggi
Membutuhkan dana tambahan yang signifikan
Gagal memenuhi deadline
Gagal untuk memenuhi kebutuhan banyak stakeholder
Sangat tinggi
Membutuhkan dana tambahan yang substansial
Penundaan merusak proyek
Proyek tidak efektif dan tidak berguna

      3.      Penyebab Resiko
Penyebab munculnya berbagai resiko dalam perusahaan antara lain :
a.       Pimpinan kurang memahami dengan jelas syarat – syarat teknis dan manajemen apa yang harus dipenuhi
b.      Perencanaan kurang baik, perencanaan hendaknya didasarkan pada realisasi pencapaian yang lalu dengan menggunakan beberapa parameter sebagai ukuran untuk rencana ke depan
c.       Salah satu bentuk dalam menentukan saran dan prasarana
d.      Kebutuhan biaya lebih tinggi dari yang dianggarkan
e.       Pasar yang telah berubah dan tidak dipantau
f.       Pertumbuhan otomatis yang tidak pernah diatur
g.      Adanya kenyataan bahwa bahan baku dan energi terbatas
h.      Timbulnya perubahan kondisi ekonomi, bencana alam di lokasi usaha
      4.      Pengukuran potensi resiko operasional
Mengukur/ mengevaluasi resiko, pengukuran, resiko secara tepat waktu dan akurat merupakan cermin dari efektifitas sistem manajemen resiko. Oleh sebab itu diperlukan alat yang memadai guna menilai resiko sesuai dengan komplesitas resiko yang dihadapi.
      5.      Pengendalian resiko
Manajemen harus menetapkan dan mentransformasikan limit – limit resiko melalui suatu kebijaksanaan standar dan prosedur tertulis yang menegaskan tanggung jawab dan kewenangan, kontrol limit ini harud valid dan merupakan alat bagi manajemen untuk mengendalikan resiko
      6.      Pengendalian resiko
Setelah melakukan mngelolaan resiko secara bertahap, kemudian manajemen memperlakukan resiko dengan cara:
a.       Dihindari. Apabila resiko tersebut memang benar – benar tidak dapat dikuasai atau masih dalam pertimbangan waktu umtuk diambil
b.      Diterima dan dipertahankan. Apabila resiko tersebut masih pada tingkat yang paling ekonomi
c.       Dinaikkan, diturunkan atau dihilangkan. Apabila resiko yang ada dapat dikendalikan dengan tata kelola yang baik
d.      Dikurangi. Misalkan dengan mendiversifikasi resiko yang ada atau membagi resiko dengan pihak lain
e.       Dipagari. Misalkan resiko dapat dinetralisir sampai batas tertentu dengan berbagai kebutuhan

No comments:

Post a Comment