Penelitian sikap
atas atribut produk dan pengaruhnya pada
niat membeli ulang
Dewasa ini terdapat perkembangan
teknologi yang pesat di segala bidang kegiatanmanusia. Perkembangan teknologi tersebut
mempengaruhi keberadaan barang-barang
yang dihasilkan dan
dijual kepasar. Perbaikan
dan inovasi produksi
dan produk selalu terjadi, hal
ini telah membuat banyak barang menjadi cepat usang dan sukar pemasarannya.
Timbulnya industri baru dan industri yang telah direhabilitir menyebabkan
produk dari industri- industri tersebut membanjiri pasar baik dalam jumlah maupun jenis yang jauh lebih besar dan
salinbersaing untuk mendapatkan pembeli.
Persaingan perusahaan semakin
tajam, perusahaan semakin kompetitif menarik konsumen dalam usaha mempertahankan keberadaannya
agar tetap hidup dan berkembang. Perusahaan
harus meningkatkan kepekaannya terhadap
perubahan lingkungan yang
dapat mempengaruhi perilaku konsumen
dalam pengambilan keputusan
pembelian. Perusahaan perlu
mengubah dari paradigma lama ke paradigma baru. Paradigma baru
memandang produk dari
kacamata konsumen. Fokus paradigma baru ini adalah
bukan pada bagaimana
membuat produk tetapi bagaimana
sebaiknya memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Paradigma baru
melibatkan konsumen dalam organisasi, maksudnya
adalah agar tumbuh komunikasi yang
berguna untuk menjalin hubungan antara
konsumen dengan perusahaan.
Demikia halnya dengan perusahaan yang memproduksi hasil
kerajinan sepatu di Wedoro ,Jawa timur,untuk meningkatkan permintaan akan produk, perusahaan
harus terus menerus mempelajari perilaku konsumen
yang setiap saat dapat berubah seiring
dengan perubahan lingkungan sekitarnya. Seorang
pemasar harus terlebih dahulu
memahami perilaku konsumen, lingkungan dan berbagai kecenderungan yang mungkin
terjadi.
Keyakinan (kepercayaan) dan evaluasi
konsumen terhadap suatu produk membentuk sikap konsumen. Sikap memainkan
peranan utama dalam membentuk perilaku
(Engel, Blackwell, Miniard,
1994:337). Karena dalam
memutuskan produk dan merek yang
akan dibeli maka konsumen akan memilih produk dan merek yang dievaluasi secara
paling menguntungkan. Sehingga adanya sikap
yang baik dan positif
atas berbagai atribut
produk yang ditawarkan oleh
perusahaan, maka konsumen akan
melakukan pembelian berulang terhadap produk tersebut. Konsumen dapat mengetahui manfaat
dari penggunaan produk
melalui atribut produk sehingga
dapat membantu konsumen untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Menurut Wibowo (2000:9)
atribut produk dan manfaat (benefit) adalah dua faktor yang saling berhubungan.
Karena konsumen akan menentukan seberapa besar
manfaat suatu produk
berdasarkan atribut dominan.
Oleh karena
itu atribut produk harus
mempunyai keistimewaan dan manfaat yang dicari oleh konsumen.
Sikap mengarahkan individu
didalam membentuk niat untuk membeli produk atau tidak membeli produk (Schutte
dan Ciarlante, 1998:83). Teori Fishbein menjelaskan Keyakinan (kepercayaan)
dan evaluasi konsumen terhadap suatu
produk membentuk sikap konsumen. Sikap memainkan peranan utama dalam membentuk
perilaku (Engel, Blackwell,
Miniard, 1994:337). Karena
dalam memutuskan produk dan merek yang akan dibeli maka
konsumen akan memilih produk dan merek yang dievaluasi secara
paling menguntungkan. Sehingga adanya
sikap yang baik
dan positif atas berbagai
atribut produk yang
ditawarkan oleh perusahaan, maka konsumen akan melakukan pembelian
berulang terhadap produk tersebut. Konsumen dapa mengetahui manfaat
dari penggunaan produk
melalui atribut produk
sehingga dapat membantu
konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Menurut Wibowo (2000:9)
atribut produk dan manfaat (benefit) adalah dua faktor yang saling berhubungan.
Karena konsumen akan menentukan seberapa besar
manfaat suatu produk
berdasarkan atribut dominan.
Oleh karena itu atribut produk
harus mempunyai keistimewaan dan manfaat yang dicari oleh konsumen.
Sikap mengarahkan individu
didalam membentuk niat untuk membeli produk atau tidak membeli produk (Schutte dan Ciarlante,
1998:83). Teori Fishbein menjelaskanpembentukan sikap sebagai tanggapan atas
atribut-atribut (Sutisna, 2002:111).
Adanya kepercayaan
dan evaluasi yang
positif atas atribut
produk pada akhirnya akan menentukan niat pembelian
ulang. Theory of Reasoned
Action Model (Schiffman dan
Kanuk, 2000:207) dijelaskan adanya sikap
dan norma subyektif
dapat membentuk niat
pembelian. Tetapi
penelitian ini dibatasi
hanya pada sikap atas
atribut produk untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap
niat pembelian ulang.
Batasan sikap atas
atribut produk terhadap niat
pembelian dikarenakan menurut pendapat Engel, Miniard, Blackwell
(2001:289) sikap menyenangi suatu
produk merupakan prasyarat pokok
bagi konsumen untuk melakukan niat pembelian.
Ada beberapa
atribut produk yang
menjadi bahan pertimbangan nasabah
dalam menentukan keputusan pembelian suatu
produk meliputi atribut
nyata seperti harga,desain/modal,
warna, kualitas, dan atribut tidak nyata seperti merk dan citra [Pieter Olson,
1998]. Setiap konsumen
mempunyai pertimbangan yang
berbeda dalam menilai kriteria
tersebut. Hal ini
mendorong pihak perusahaan
untuk melakukan terobosan yang
berupa inovasi dan modifikasi produk.
Sikap positif atas atribut produk
ini akan memberikan dasar pada pembelian ulang dan membentuk rekomendasi dari
mulut ke mulut.[ Locabuci, 1995]. Pasar hasil industri kerajinan sepatu Wedoro
relatif luas, banyak turis asing ataupun domestik sengaj ke jawa Timu khusus untuk belanja hasil kerajinan
sepatu tersebut.
Seiring dengan gencarnya
pembicaraan mengenai otonomi daerah, maka Pemerintah Daerah Jawa Timur, khususnya Kabupaten
Sidoarjo, berusaha untuk mengoptimalkan pendapatan daerah termasuk
dari industri kerajinan sepatu di Wedoro ini. Berbagai
kebijaksanaan disusun dan direncanakan dengan tujuan akhir meningkatnya
pendapatan daerah, salah satunya
adalah dengan meningkatkan volume penjualan hasil
kerajinan sepatu di Wedoro .
No comments:
Post a Comment